Cerita Pendek: Hujan di Kota Tua
---
# **Cerita Pendek: Hujan di Kota Tua**
Hujan turun pelan di jalan-jalan berbatu kota tua. Aroma tanah basah bercampur dengan aroma kopi dari kedai kecil di sudut jalan. Marcelo, seorang penulis muda, berjalan perlahan, membiarkan tetesan hujan menyentuh wajahnya.
---
## **Pertemuan yang Tak Terduga**
Di sebuah bangku kayu tua, seorang wanita duduk dengan buku di tangan. Tatapannya tertuju pada halaman, meski hujan menetes ke topinya. Marcelo, karena penasaran, duduk di bangku sebelahnya.
“Buku apa itu?” tanyanya ringan.
Wanita itu tersenyum. “Cerita tentang masa lalu kota ini. Tentang orang-orang yang pernah hidup di jalanan yang sama dengan kita sekarang.”
Percakapan mereka berjalan alami, seolah kota tua dan hujan menjadi saksi. Setiap tetes hujan terasa seperti memindahkan memori dari masa lalu ke saat ini.
---
## **Refleksi di Tengah Hujan**
Marcelo menyadari bahwa kota tua ini bukan sekadar bangunan dan jalanan tua, tapi **lapisan-lapisan cerita manusia**. Setiap sudut, setiap batu, menyimpan kisah yang menunggu untuk ditulis ulang.
Hujan berhenti perlahan, meninggalkan jejak genangan di jalanan. Marcelo menatap wanita itu dan berkata,
“Kota ini mengajarkan kita bahwa cerita lama bisa selalu hidup kembali, bahkan dalam tetesan hujan hari ini.”
Wanita itu tersenyum, menutup bukunya, dan berjalan menjauh, meninggalkan Marcelo dengan pena dan buku catatannya, siap menulis kisah baru.
---
## **Kesimpulan**
Hujan di kota tua bukan hanya fenomena alam. Ia adalah pengingat bahwa **setiap sudut kehidupan memiliki cerita**, dan terkadang, pertemuan singkat bisa mengubah cara kita melihat dunia.
---
Post a Comment for "Cerita Pendek: Hujan di Kota Tua"